Selasa, 07 Agustus 2018

SOTO BANYUMAS


Sokaraja adalah sebuah kota kecamatan, yang terletak kurang lebih 8 kilometer di sebelah timur kota Purwokerto, Propinsi Jawa Tengah. Sokaraja memiliki salah satu makanan khas yang menjadi ikon kuliner yang mempunyai nama besar di Propinsi Jawa Tengah bahkan sudah menjadi ikon nasional, yaitu Soto Sokaraja. Soto Sokaraja merupakan salah satu jenis soto yang sangat khas dan digandrungi banyak orang.

Soto Sokaraja atau yang lebih dikenal oleh orang Banyumas dengan sebutan Sroto Sokaraja merupakan salah satu makanan khas Banyumas yang patut dicoba. Berbeda dengan makanan soto dari daerah lain, salah satu ciri khas yang membedakan Soto Sokaraja dengan soto lainnya adalah penggunaan ketupat dan sambel yang terbuat dari kacang. Sambel kacang ini tidak terlalu pedas, sehingga walaupun kita membubuhkan banyak sambel kacang, tidak akan terasa terlalu pedas.


                                                                                   Soto Ayam

Tauge, Bihun, Sapi, Bawang Daun, Daun Sledri, Bumbu kacang, Bawang Goreng, Kerupuk Merah, Kuah santan

Selain sambel kacang, ciri khas lainnya adalah krupuk yang digunakan adalah krupuk cantir yang berbahan dasar ketela pohon. Bentuk krupuk ini hampir sama dengan krupuk untuk soto seperti yang ada sekarang ini, berwarna merah dan putih, tetapi rasanya yang khas akan memberikan sensasi yang luar biasa mengundang selera. Sayangnya krupuk cantir ini sudah sangat jarang ditemukan.

Pada proses penyajian Soto Sokaraja, ketupat diiris dengan ukuran kecil dan diusahakan menggunakan ketupat yang memakai daun kelapa muda bukan ketupat yang dibungkus plastik. Ketupat yang dibungkus dengan daun kelapa muda akan memberikan sensasi rasa yang lebih gurih, selanjutnya disiram dengan kuah soto. Sambal kacang yang digunakan sangat mirip seperti sambal kacang untuk sayuran pecel, bisa dicampurkan langsung dengan kuah soto, ataupun disajikan secara terpisah.

Tauge, Bihun, Sapi, Bawang Daun, Daun Sledri, Bumbu kacang, Bawang Goreng, Kerupuk Merah, Kuah santan
Soto Sapi
Tauge, Bihun, Sapi, Bawang Daun, Daun Sledri, Bumbu kacang, Bawang Goreng, Kerupuk Merah, Kuah santan

Pada umumnya Soto Sokaraja dibedakan menjadi dua jenis, tergantung pada daging yang digunakan, yaitu daging sapi dan daging ayam. Kuah yang digunakan sesuai dengan dagingnya, artinya apabila menggunakan daging ayam, maka kuah yang digunakan juga kuah atau kaldu ayam. Kuah atau kaldu yang digunakan ditambahkan sedikit kunyit untuk menampilkan warna bening kekuningan. 

Sedangkan untuk citarasa dan keharuman aroma dapat ditambahkan daun sereh, lengkuas dan jahe. Selain daging sapi atau daging ayam, Soto Sokaraja ditambahkan dengan tauge pendek atau tauge muda, ditaburi krupuk cantir atau krupuk bawang warna-warni, dan bawang merah goreng.Warung Soto yang terkenal dan sudah berdiri puluhan tahun serta menjadi langganan masyarakat khususnya di Taman kopo indah dan sekitarnya adalah Soto dan Mendoan Khas Banyumas. Soto Banyumas ini adalah salah satu warung makan yang menyediakan Soto Sokaraja dengan citarasa yang sama dengan aslinya. 


MENDOAN

Mendoan
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.

Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik (polietilena) mulai menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung (diproduksi mulai 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Kopti) mulai menggantikan laru tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.


Untuk pemesanan bisa langsung datang ke lokasi yang bertempat di Jl. Taman Kopo Indah 1 Blok H No. 110, Margaasih, Bandung.




Buka dari jam 10.00 - 20.30


Dan untuk saat ini sudah bisa memesan soto ini dengan Apps Go - Food dan Grab - Food, jadi bagi anda yang tidak ingin beranjak keluar rumah anda bisa saja memesan melalui apps yang sudah di sediakan oeh Go - Food dan Grab - Food